Wednesday, November 18, 2009

linkkin park


Linkin Park adalah grup musik beraliran nu metal yang berasal dari Aguora Hills, California, di Amerika Serikat. Mereka sempat beberapa kali berganti nama, antara lain Xero, Hybrid Theory, hingga nama Linkin Park sampai sekarang. Nama "Linkin Park" sendiri merupakan plesetan dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park.

Sebelum Chester Bennington menjadi vokalis Linkin Park, Mark Wakefield lebih dulu menjadi vokalisnya. Namun, ia keluar dari Linkin Park – saat itu menggunakan nama Hybrid Theory – untuk menjadi manajer grup musik Taproot
Bassis Dave Farrell alias "Phoenix" juga pernah keluar sebentar dari Linkin Park untuk mengikuti tur bersama band lamanya, Tasty Snax. Sedangkan 4 personil lainnya – Brad Delson, Mike Shinoda, Joe Hahn, dan Rob Bourdon – selalu bertahan di Linkin Park sejak awal pembentukannya.

Linkin Park telah merilis 3 album studio, yaitu Hybrid Theory, Meteora, dan Minutes to Midnight. Linkin Park juga merilis album Live in Texas, Reanimation, dan Collision Course, serta Hybrid Theory EP. Linkin Park sukses dalam mempopulerkan lagu-lagunya seperti Crawling, In the End, Numb, Somewhere I Belong, dan What I've Done. Secara total, album-album Linkin Park telah terjual sebanyak 50 juta keping.

Read More..

Wednesday, November 11, 2009

Mr Big Dipastikan Tampil di Jakarta


JAKARTA -- Mr Big, grup band rock era 1990an, dipastikan tampil ke Jakarta. Grup yang dikenal dengan single hit Nothing But Love dan To Be With You ini akan menjadi salah satu dari 10 musisi asing yang akan meramaikan pesta musik rock di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta, 7-9 Agustus mendatang.

Eki Puradiredja, penanggung jawab produksi pesta bertajuk Java Rockin'Land, mengatakan Mr Big akan tampil pada hari kedua, Sabtu (8/8) malam.
''Ini sungguh penghargaan besar buat kita semua, band sekelas Mr Big bersedia memeriahkan acara yang baru kita buat pertama kali,'' katanya usai jumpa pers Java Rockin'Land di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (5/8).

Selama tiga hari pertunjukkan, kata Eki, pihaknya telah menyiapkan 10 musisi asing dan 88 musisi asal Indonesia. Para musisi tersebut nantinya dibagi ke dalam 8 panggung, termasuk di dalamnya tiga panggung utama. Selain Mr Big, musisi asing berkelas dunia yang juga akan tampil adalah Vertical Horizon. Grup asal Washington DC ini merupakan grup pengusung musik rock yang pernah melejit pamornya lewat single seperti Best I Ever Had (Grey SKy Morning) serta Everything You Want dan You're God.

Selanjutnya lagi ada grup band terbaik dari Denmark, Mew. ''Yang pasti untuk memastikan mereka tampil ke sini butuh kerja keras menyusul terjadinya ledakan bom kemarin,'' kata Peter F Gontha, bos dari Java Production yang menjadi penyelenggara pertunjukkan ini.

Sedangkan musisi lokal yang akan tampil, Eki menjamin adalah grup band yang sudah sarat pengalaman dan berkualitas. Di antaranya ada Slank, Andra&The Backbone, Netral, Naif, /rif hingga GiGI dan J-Rock. Selain nama-nama grup mainstream tadi, dalam pesta nanti akan hadir juga sejumlah band indie yang telah banyak dikenal di komunitas terbatas serta kerap tampil di luar negeri.

Sederet band indie yang akan manggung itu ada Superman Is Dead, Pure Saturday, Efek Rumah Kaca, Zeke&The Popo, Burgerkill, Seringai dan Koil. Eki mengatakan untuk musisi lokal, porsi terbesar diberikan kepada band-band indie. ''Sejauh ini kita melihat banyak sekali band-band indie yang telah hidup dan berkembang dengan kualitasnya yang bagus. Nah lewat kesempatan ini kami memang ingin memberikan ruang buat mereka agar lebih di dengar lagi,'' ujarnya. akb/kpo

Read More..

gitar termahal di dunia


Berapa harga gitar termahal yang anda ketahui? Rp. 100 juta? Rp. 200 juta?
Sangat jarang sekali harga sebuah gitar mencapai ratusan juta tanpa embel-embel
di belakangnya. Biasanya harga satu buah gitar tak lebih dari 8 digit.
Tingginya harga sebuah gitar biasanya disebabkan oleh sejumlah faktor seperti
dalam event apa gitar itu dijual, dan siapa pemiliknya.

Berikut ini adalah daftar 3 besar gitar termahal di dunia (dirangkum dari
berbagai sumber) :
Tempat ke-3 diduduki oleh Gibson ES-335 1964 milik Eric Clapton yang terjual
dengan harga USD 847.500 atau setara dengan Rp. 7.881.750.000, - (Rp. 7,8M).
Sementara posisi ke-2 ditempati oleh Fender Stratocaster 'Blackie'. Juga salah
satu gitar bersejarah dari Eric Clapton. Gitar yang diberi nick name Blackie
ini terjual dengan harga USD 959.500. Harga gitar ini setara dengan Rp.
8.635.500.000, - (Rp. 8,6M)
Yang menarik, 'Blackie' pada awalnya hanya
ditawarkan dengan harga kisaran USD 150.000 sebelum akhirnya membengkak hingga
lebih dari 6 kali lipatnya.
Sementara di posisi teratas yang memegang rekor harga gitar termahal didunia
dipegang oleh Fender Stratocaster Standar Series yang ditandatangani oleh
sejumlah musisi seperti Jimmy Page, Eric Clapton, Mick Jagger, Brian May, Liam
Gallagher, Jeff Beck, Pete Townshend, Ray Davies, David Gilmour, Bryan Adams,
Tony Iommi, Mark Knopfler, Angus Young, Malcolm Young, Keith Richards, Ronnie
Wood, Paul McCartney, Sting, dan Noel Gallagher.
Gitar tersebut terjual dalam sebuah lelang di Doha , Qatar , dalam rangka acara
pengumpulan dana bagi korban bencana Tsunami yang sempat memporak-porandakan
sejumlah wilayah di Asia dimana Aceh menjadi salah satu wilayah yang terkena
dampak kerusakan terbesar.
Gitar tersebut terjual dengan harga USD 2.800.000. Atau jika dirupiahkan dengan
kurs USD 1 = Rp. 9000,- maka harga gitar tersebut adalah Rp. 25.200.000.000, -
(Rp. 25,2 M)! Sebuah angka yang sangat fantastis. Selain dapat membantu korban
tsunami, uang sebanyak itu juga dapat ditukar dengan sekitar 2500 buah Fender
Stratocaster American Standard untuk diberikan kepada sekitar 2.500 anggota
Gitaris.com jika harga gitar tersebut per buahnya dihitung @Rp. 10.000.000,-
Dari 3 daftar gitar termahal di dunia tersebut, nama Eric Clapton selalu
terlibat didalamnya. Baik sebagai pemilik, maupun sebagai pihak yang membuat
harga gitar tersebut menjadi semakin mahal. Mudah-mudahan hal seperti ini dapet
ditiru oleh setiap gitaris di belahan dunia manapun.

Read More..

Sunday, November 8, 2009

Jack White Tolak Kolaborasi Bareng Slash


Siapa yang tak mengenal Slash. Sang gitaris nyentrik itu ditaksir banyak musisi untuk berkolaborasi. Tapi tidak bagi Jack White yang baru saja menolaknya. Lho?

Drummer band White Stripes itu menolak ajakan Slank berkolaborasi di album solo mantan gitaris Guns N' Roses tersebut. Gara-garanya Slash meminta Jack bernyanyi.

"Saya mau Jack White bernyanyi di satu lagu, tapi dia tak mau nyanyi. Dia bilang saya main drum
saya main gitar tapi saya tak mau bernyanyi," ujar Slash dikutip detikhot dari NME, Jumat (6/11/2009).

Namun Slash bersikeras membujuk Jack untuk bernyanyi. Karena itu memang hal yang tak pernah dilakukan Jack di depan publik.

"Dia adalah orang yang ingin sekali saya ajak kerja bareng. Dibanding yang lainnya saya akan berusaha mendapatkannya," jelas Slash.

Album solo Slash tersebut akan diberi tajuk 'Slash & Friends'. Rencananya akan dirilis awal 2010. Slash memasang target untuk menyelesaikannya akhir November. Beberapa musis yang terlibat adalah Flea 'Red Hot Chilli Peppers', Dave Grohl 'Foo Fighters' dan rocker gaek Alice Cooper.

Read More..

The Resistance: Simfoni Perlawanan ala Muse


Tiga tahun absen bikin album, Muse kembali dengan album kelima mereka 'The Resistance'. Sebuah album berbumbu simfoni orkestra yang kental dengan tema-tema perlawanan.

Kecintaan trio asal Inggris ini terhadap nuansa klasik dan orkestra yang mereka dengungkan sejak album 'Absolution' (2003) dan 'Blackholes and Revelations' (2006) bisa didengar lagi di album ini. Muse bahkan memberi porsi agak lebih besar untuk aransemen dengan suara piano klasik, biola dan synthesizer di sini.

'The Resistance' dibuka dengan single pertama, Uprising, yang megah namun tetap terkesan cadas seperti kebanyakan lagu mereka selama ini. Nada perlawanan sudah didendangkan dari sini. Simak saja lirik, "The will not force us, they will stop degrading us,
we will be victorious," yang diteriakkan sang vokalis, Matt Bellamy di bagian reff.

Lagu 'United States of Eurasia' bahkan mengingatkan kita kepada lagu-lagu milik Queen. Lagu yang kental dengan aransemen piano ini juga menampilkan harmonisasi vokal yang tak kalah dahsyat. Tentu saja juga masih ditemani dengan lirik-lirik puitis yang khas bikinan sang vokalis.

Pada lagu 'Unnatural Selection' dan 'MK Ultra', Muse memperlihatkan kebolehan mereka menggeber gitar, bass dan drum dengan tempo cepat. Desiran kasar dari gitar dan bass cocok bari penggemar Muse yang rindu mendengarkan single-single bernuansa space rock milik mereka seperti 'New Born' dan 'Bliss'.

Well, meski sebagian besar lagu bertema penentangan, Muse masih memberikan tempat bagi lagu-lagu dengan tema cinta. Simak saja 'Undisclosed Desires', 'Guiding Light' dan 'I Belong To You' yang ringan dan catchy.

Ingin berdansa ketika mendengarkan 'Undisclosed Desires'? Silakan saja karena beat yang tersaji memang cocok untuk membuat Anda bergoyang. Lirik "I want to reconcile the violence in your heart I want to recognize your beauty's not just a mask, I want to exorcise the demons from your past, I want to satisfy the undisclosed desires in your heart," menjadikan lagu ini semakin berkesan seksi.

'The Resistance' diakhiri dengan lagu sepanjang 15 menit yang dibagi ke dalam tiga bagian, 'Exogenesis'. Bellamy tak hanya memainkan peranannya sebagai vokalis di sini, tetapi juga menjadi pianis dan komposer. Sebuah tembang klasik yang cocok untuk mengakhiri sebuah album yang simfonikal.

Daftar track album 'The Resistance' Muse:
1. Uprising
2. Resistance
3. Undisclosed Desires
4. United States of Eurasia
5. Guiding Light
6. Unnatural Selection
7. MK Ultra
8. I Belong to You
9. Exogenesis: Symphony Part 1 (Overture)
10. Exogenesis: Symphony Part 2 (Cross-Pollination)
11. Exogenesis: Symphony Part 3 (Redemption)

Read More..

Wednesday, November 4, 2009

sejarah music jazz


Sejarah Permusikan Jazz

Dalam sejarah permusikan jazz kata 'bop' digunakan (setahu gw) untuk beberapa style dari genre jazz, yaitu: bebop, hard bop, post bop, neo bop, juga Bop Marley (hehe kidding). Walopun keempatnya menggunakan kata ‘bop’ enggak berarti mereka berhubungan secara langsung. Tapi secara tidak langsung ada keterkaitan antara keluarga ‘bop’ tsb. Misalnya hard bop or post bop lahir dari kritikan atas tren bebop. Walopun begitu tidak bisa dibilang penyebab langsung karena jauh sebelum hard bop ada, sudah ada lebih dulu warna lain yang secara langsung merupakan 'kritik' atas tren bebop (akhir dekade '40an), yakni 'west coast jazz' (nama lainnya cool jazz) karena kebanyakan musisinya dari Los Angeles, California (daerah pantai barat AS).





Namun saya katakana pengaruhnya secara tidak langsung karena hard bop oleh beberapa orang justru diklaim sebagai reaksi para musisi jazz 'East Coast' (daeraah sekitar New York) atas populernya cool jazz. Jadi bukan reaksi atas bebop itu sendiri. Hard bop mulai naik daun di pertengahan '50an juga merupakan hasil intepretasi musisi jazz generasi baru saat itu atas bebop. Ciri-ciri hard bop, tidak bertempo sangat cepat seperti bebop, progresi kord dan melodinya lebih sederhana dan soul (tapi jangan bukan seperti soul musik saat ini), bassline juga gak harus walking bass (lebih demen memakai bassline berpola layaknya musik soul). Hard bop lebih berumur panjang trendnya,yaitu sejak pertengahan '50an hingga akhir '60an, dan juga pengaruhnya sangat besar bagi terciptanya style-style jazz sesudahnya. Pengaruhnya masih teraasa hingga era '80an. Yang paling kentara ketika musisi jazz era '80an tersebut bermain mainstream. Hard bop sendiri makin membuka gerbang bentuk kreativitas baru, seperti gaya modal (Davis-Coltrane-Evans) dan soul-jazz (Horace Silver cs) yang sering disebut sebagai bagian dari 'keluarga besar hard bop'. Di era ini pula lahir istilah 'standard jazz', membawakan lagu-lagu non-jazz atau lagu pop dalam bentuk jazz.(jangan bayangkan lagu pop jaman sekarang, karena lagu pop yg dimaksud adalah lagu-lagu kabaret).




Di tengah era hard bop itu (pertengahan '50an sampai akhir '60an), beberapa musisi jazz muda mencoba mengadopsi beberapa cirri khas hard bop menjadi sebuah warna baru. Banyak tokoh hard bop yang ada dibalik warna-warna baru ini. Misalnya Coltrane, di mana album 'Love Supreme'-nya sering diklaim bikin gara-gara hingga lahir avant garde serta free jazz. Atau Miles Davis dengan 'In A Silent Way'-nya yang mendorong lahirnya jazz-rock (album ini oleh beberapa orang diklaim sebagai pendorong lahirnya jazz-rock). Malah ketika Bob James, Dave Grusin, dan temen2 mereka lainnya (dari geng Pantai Barat) memodifikasi jazz-rock menjadi lebih poppish (mengutip IBS atau DownBeat disebut sebagai 'the 2nd generation of jazz-rock', atau sekarang orang lebih suka menyebutnya sebagai fusion), idiom-idiom dari hard bop lah yang banyak diadaptasi.




Ketika musisi jazz lagi keranjingan modal jazz, free jazz, dan sebagainya, tiba-tiba muncul satu kelompok yang terdiri para musisi muda jazz yang mencoba memainkan tradisi bop (bebop dan hard bop) dalam konteks serta intepretasi yang lebih moderen. Mereka memainkan karya-karya sendiri yang melodi, chord, aransemen, pilihan note saat improvisasi serta nuansanya sedikit berbeda dengan bebop atau hard bop. Mereka yang menamakan kelompok ini sebagai The Young Lions (Wayne Shorter cs) tersebut mulai memperkenalkan riff-riff atau comping non-jazz (di piano, layaknya gaya funky & R&B) juga walking bass serta bentuk ritmik pada drum yang lebih longgar serta bebas (tapi tak sebebas free jazz). Walau hanya sempat merilis satu album terus bubar ('60an awal), The Young Lions dianggap membawa angin segar dalam jazz. Terbukti banyak musisi senior mereka yang kena pengaruh, misalnya Cannonball Adderly atau Art Blakey & Thye Jazz Messanger yang rajin

bermain dengan warna ala Wayne Shorter cs itu, yang kemudian oleh media disebut sebagai 'post bop'.




Post bop makin populer sebagai 'warna alternatif' yang diambil musisi jazz muda era '60an akhir hingga sekarang ketika mereka enggak mau main fusion atau jazz rock, tapi memilih bermain 'mainstream'. Post bop sendiri semakin lama semakin kaya. Tak hanya ditingkahi pengaruh soul, gospel, atau funky, tapi ketika masuk 'era '80an ke sini malah banyak disisipi beat-beat rock (misal, penggunaan power pada drum bahkan efek distorsi pada gitar, namun diiringi walking bass dan harmoni ala jazz terutama penggunaan struktur modal jazz). Atau di sisi teknis, musisi yang rajin main post bop, juga memasukkan bunyi-bunyian non-akustik, misal synthetizer, elektrik bass, bahkan sequencer (contoh paling populer tuh komposisi 'Got A Match'-nya Electrik Band).




Masuk era '80an, ketika jazz sedang dilanda fusion, crossover jazz, dan lain-lain (post bop juga gak gede-gede banget saat itu, maklumlah karena baru naik daun lagi justru pas masuk era '90an), muncul generasi muda musisi jazz di New York yang kembali memainkan jazz layaknya musisi '40an-'50an. Sekelompok anak muda yang dimotori adik-kakak Wynton dan Branford Marsalis ini membentuk band yang juga dinamakan 'The Young Lions' karena ingin membawa semangat yang sama ketika Wayne Shorter cs muncul di tahun '60an. Marsalis bersaudara ini seperti melakukan 'pemurnian' kembali jazz dengan mengangkat idiom-idiom swing dan bebop ke permukaan. Bahkan Wynton juga bereksperimen dengan mengangkat kembali gaya swing big band layaknya Glen Miller, Artie Shaw, dan lain-lain. Ulah Marsalis bersaudara ini ternyata sukses, membuat para penggemar jazz muda saat itu kembali keranjingan swing dan bebop. Bahkan melahirkan kembali musisi2 muda jazz yang lebih tradisional tapi terdengar moderen

(Kenny Garret, Joshua Redman, Harry Connick Jr dan lain-lain). Lagi-lagi media dan industri dibuat pusing, hingga harus memberi generasi ini sebuah label untuk musik mereka yakni neo-bop.




Tapi asyiknya sih kita jangan melakukan dikotomi secara ketat atas musik2nya para musisi jazz era '80an ke sini, apakah mereka masuk geng post bop atau neo bop, karena pelabelan kan kerjaan media dan industri. Kenyataannya banyak contoh musisi yang gak harus berada di warna musik itu melulu. Sebut saja Joshua Redman (saksofonis), yang awalnya begitu tradisional, tapi juga kadang ber-post bop ria, malah sempat juga bergaya fusion. Atau YellowJackets, ketika masuk album 'Four Corners', warna post bop langsung terasa. Tapi kadang mereka begitu tradisional, seperti yang tergambar di beberapa lagu dalam album 'Dreamland'.

Read More..


Paramore adalah sebuah Group Emo-Pop Punk-Rock dari Amerika yang terdiri dari Hayley Williams (20) pada vokal dan keyboard, Jash Farro/Joshua (21) pada gitar, Taylork York (19) pada gitar, Jeremy Davis (24) pada bass dan Zac Farro (19) pada Drum.Berdiri pada tahun 2004.Band Asuhan label rekaman Fueled By Ramen ini merilis album pertama “All we know is Falling” pada tahun 2005.Terdiri dari beberapa lagu diantaranya, All we know, Pressure, Emergency, Brighter, Here we go again, Let This Go, Whoa,Conspiracy, Franklin, My heart, Oh Star.Setelah keluar album pertama tersebut Paramore mencoba tour ke beberapa Negara di Eropa, Jepang, Inggris alhasil Paramore mendapatkan gelar “Best New Band”.



Photobucket
Pada tahun 2007 Paramore kembali mengeluarkan album yang bertajuk “RIOT”.Lagu Misery Business, Crush crush crush, Let the Flames Begin, That’s What You Get, Fences, Miracle, Born For This, We are broken, When it Rains,For A Pessimist I’m Pretty Optimistic, Hallelujah sepertinya membuat para penggemar Paramore terhipnotis oleh lantunan lagu² Paramore.Gema paramore mulai mencapai Negara-negara di Asia, saat Paramore meluncurkan single “Decode” soundtrack film “Twilight”.Udah pada tahu kan Film Twilight?
Di ujung tahun 2008, pada 25 November 2008 Paramore kembali meluncurkan Album “The Final Riot” yang berisi album RIOT dan bonus konser live di Chicago.Terakhir, yang belum lama ini yang liriknya aku tulis di postingan ku yang lalu paramore mengeluarkan single “Ignorance”.

Read More..

erick's map

musikku © 2008. Design by :vio Templates Sponsored by: Lagu Hits Lagu Manca